26 Agustus 2009

Jiwa Wirausaha bagi Indonesia Maju

Sumber: Kompas, Rabu 26 Agustus 2009

Entrepreneurship harus terus dikembangkan karena tak akan ada habisnya. Akan terus ada peluang untuk entrepreneurship dalam mengubah kotoran menjadi emas,” ujar Ciputra dalam acara Hari Pendiri (Founder’s Day) Grup Ciputra di Jakarta, Senin (24/8). Suara Ciputra tetap prima walau telah mengikuti acara sepanjang hari.

Ditemani istrinya, Dian Sumeler, dan beberapa pucuk pimpinan Grup Ciputra, tokoh properti ini merayakan ulang tahun ke-78 bersama ratusan karyawan Grup Ciputra di kantor pemasaran Ciputra World di Kuningan, Jakarta.

Kesuksesan mengembangkan bisnis properti selama empat dekade tidak membuat Ciputra berpuas diri. Beberapa tahun terakhir ini, pendiri Grup Ciputra, yang memegang peran besar dalam Grup Jaya dan Metropolitan Development Group, ini berkeliling Indonesia menebarkan kewirausahaan.

Dalam satu kesempatan berbicara di depan ratusan orang dalam seminar yang diadakan Universitas Indonesia di Jakarta, Ciputra mengungkapkan, dia menjalani semua itu demi mencetak wirausaha andal.

Tanpa lelah Ciputra memotivasi semua orang, tua-muda, pemerintah-swasta, agar berwirausaha. Dia mendirikan berbagai sekolah dan tiga perguruan tinggi untuk mewujudkan cita-citanya, menelurkan jutaan wirausaha Indonesia. Ia meyakini, mereka yang memiliki jiwa wirausaha memiliki daya juang, inovasi, dan daya saing tinggi.

”Karena inovasi dalam kerangka entrepreneurship sangat penting untuk kemajuan,” katanya. Berkali-kali ia menekankan kata inovasi dalam orasinya.

Dalam berbagai kesempatan, Ciputra mengatakan, suatu bangsa membutuhkan sedikitnya 2 persen dari jumlah penduduknya menjadi wirausaha agar menjadi negara maju.

Singapura, yang tidak lebih luas dari DKI Jakarta, punya 7,2 persen wirausaha. AS 2,14 persen wirausaha. Indonesia baru memiliki 0,1 persen wirausaha. Indonesia, kata Ciputra, butuh sedikitnya 4 juta wirausaha.

”Jiwa entrepreneurship harus terus ditanamkan untuk survive dan menang dari kompetitor. Jangan berpuas diri. Kita punya juara olimpiade matematika dan lain-lain, tapi tidak maju karena kurang entrepreneur,” ujarnya.

Bill Gates kalah

Pak Ci, begitu panggilan akrabnya, menerima dua penghargaan dari pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) Jaya Suprana. Pertama, untuk prestasi meraih 42 penghargaan internasional dan domestik, dan, kedua, karena upayanya menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan untuk 1.231 dosen.

Universitas Ciputra Entrepre- neurship Center menyusun model pembelajaran kewirausahaan, berakar pada sukses Ciputra.

”Pak Ci sudah menerima 42 penghargaan. Bill Gates cuma menerima 12 penghargaan,” ujar Jaya Suprana.

Menurut Jaya, banyak pengusaha yang sukses seperti Ciputra. Namun, dalam hal kewibawaan di usaha properti, nama Ciputra tidak ada tandingan.

Ciputra menjadi begawan properti yang disegani kawan dan lawan. Hanya dengan keteguhan jiwa wirausaha Ciputra mampu mencapainya. Jiwa yang ingin diwariskan kepada semua anak negeri ini. (hamzirwan)

Tidak ada komentar: