23 Juni 2009

Pesan & Nasehat Warren Buffet, Orang Terkaya di Dunia



Akhirnya dominasi Bill Gates memudar juga. Setelah 13 tahun berturut-turut bercokol sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, pendiri raksasa peranti lunak Microsoft itu tergeser juga dari tahtanya. Tahun ini, orang terkaya sejagad adalah Warren Buffett, seorang pebisnis dan investor yang ketajaman pikirannya amat luar biasa sehingga ia diibaratkan sebagai perpaduan antara fisikawan Einstein, seniman Picasso dan raja kaya raya pencipta koin emas Croesus, dalam satu tubuh.

Berikut ini adalah wawancara yang pernah ia lakukan dengan CNBC.

Dalam wawancara tersebut ditemukan beberapa aspek menarik dari hidupnya :

Ia membeli saham pertamanya pada umur 11 tahun dan ia sekarang menyesal karena tidak memulainya dari masih muda.
Pesan : Anjurkan anak anda untuk berinvestasi [ Encourage your children to invest ]

Ia membeli sebuah kebun yang kecil pada umur 14 tahun dengan uang tabungan yang didapatinya dari hasil mengirimkan surat kabar.

Pesan : Dorong Anak Anda untuk mulai belajar berbisnis [ Encourage your children to start some kind of business ]

Ia masih hidup di sebuah rumah dengan 3 kamar berukuran kecil di pusat kota Ohama, yang ia beli setelah ia menikah 50 tahun yang lalu.
Ia berkata bahwa ia mempunyai segala yang ia butuhkan dalam rumah itu.
Meskipun rumah itu tidak ada pagarnya.

Pesan : Jangan membeli apa yang tidak dibutuhkan, dan dorong Anak Anda berbuat yang sama. [ Don’t buy more than what you “really need” and encourage your children to do and think the same ]

Ia selalu mengemudikan mobilnya seorang diri jika hendak bepergian dan ia tidak mempunyai seorang supir ataupun keamanan pribadi.

Pesan : Jadilah apa adanya. [ You are what you are ]

Ia tidak pernah bepergian dengan pesawat jet pribadi, walaupun ia memiliki perusahaan pembuat pesawat jet terbesar di dunia.

Pesan : Berhematlah [ Always think how you can accomplish things economically ]

Berkshire Hathaway, perusahaan miliknya, memiliki 63 anak perusahaan.
Ia hanya menuliskan satu pucuk surat setiap tahunnya kepada para CEO dalam perusahaannya, menyampaikan target yang harus diraih untuk tahun itu.
Ia tidak pernah mengadakan rapat atau menelpon mereka secara reguler.

Pesan : Tugaskan pekerjaan kepada orang yang tepat [ Assign the right people to the right jobs ]

Ia hanya memberikan 2 peraturan kepada para CEOnya.
Peraturan nomor satu adalah : Jangan pernah sekalipun menghabiskan uang para pemilik saham.
Peraturan nomor dua : Jangan melupakan peraturan nomor satu.

Pesan : Buat Tujuan yang jelas dan yakinkan mereke untuk fokus ke tujuan. [ Set goals and make sure people focus on them ]

Ia tidak bersosialisasi dengan masyarakat kalangan kelas atas.
Waktu luangnya di rumah ia habiskan dengan menonton televisi sambil makan pop corn.

Pesan : Jangan Pamer, Jadilah diri sendiri & nikmati apa yang kamu lakukan [ Don’t try to show off, just be your self and do what you enjoy doing ]

Bill Gates, orang terkaya di dunia bertemu dengannya untuk pertama kalinya 5 tahun yang lalu.
Bill Gates pikir ia tidak memiliki keperluan yang sangat penting dengan Warren Buffet, maka ia mengatur pertemuan itu hanya selama 30 menit.
Tetapi ketika ia bertemu dengannya, pertemuan itu berlangsung selama 10 jam dan Bill Gates tertarik untuk belajar banyak dari Warren Buffet.

Warren Buffet tidak pernah membawa handphone dan di meja kerjanya tidak ada komputer.

Berikut ini adalah nasihatnya untuk orang-orang yang masih muda:

Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Anda sendiri dan ingat :

Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang.

Hiduplah secara sederhana.

Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang menurut Anda baik.

Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang sekiranya nyaman bagi Anda.

Jangan memboroskan uang Anda untuk hal-hal yang tidak diperlukan;
gunakanlah uang untuk membantu mereka yang kekurangan.

Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Anda sendiri.
Andalah yang mengendalikan hidup Anda sepenuhnya.

Selengkapnya...

Dermawan Rahasia

Oleh Woody McKay Jr
Sumber: Milis Cetivasi 20 Juni 2009

Sebagai seorang supir selama beberapa tahun di sekitar awal tahun 1910-an, ayahku menyaksikan majikannya yang kaya raya secara diam-diam memberikan uang kepada banyak orang, dan sadar bahwa mereka tidak akan pernah mampu mengembalikan uang itu.

Ada satu cerita yang menonjol dalam kenanganku di antara banyak cerita yang disampaikan ayahku kepadaku. Pada suatu hari, ayahku mengantar majikannya ke sebuah kota lain untuk menghadiri sebuah pertemuan bisnis. Sebelum masuk ke kota itu, mereka berhenti untuk makan sandwich sebagai ganti santap siang.


Ketika mereka sedang makan, beberapa orang anak lewat, masing-masing menggelindingkan sebuah roda yang terbuat dari kaleng. Salah seorang di antara anak-anak itu pincang. Setelah memperhatikan lebih dekat, majikan ayahku tahu bahwa anak itu menderita club foot. Ia keluar dari mobil dan menghentikan anak itu.

"Apakah kakimu membuatmu susah?" tanya orang itu kepada si anak.

"Ya, lariku memang terhambat karenanya," sahut anak itu.

"Dan aku harus memotong sepatuku supaya agak enak dipakai. Tapi aku sudah ketinggalan. Buat apa tanya-tanya? "

"Mm, aku mungkin ingin membantu membetulkan kakimu. Apakah kamu mau?"

"Tentu saja," jawab anak itu. Anak itu senang tetapi agak bingung menjawab pertanyaan itu.

Pengusaha sukses itu mencatat nama si anak lalu kembali ke mobil. Sementara itu, anak itu kembali menggelindingkan rodanya menyusul teman-temannya.

Setelah majikan ayahku kembali ke mobil, ia berkata, "Woody, anak yang pincang itu... namanya Jimmy. Umurnya delapan tahun. Cari tahu di mana ia tinggal lalu catat nama dan alamat orang tuanya. " Ia menyerahkan kepada ayahku secarik kertas bertuliskan nama anak tadi.

"Datangi orang tua anak itu siang ini juga dan lakukan yang terbaik untuk mendapatkan izin dari orang tuanya agar aku dapat mengusahakan operasinya. Urusan administrasinya biar besok saja. Katakan, aku yang menanggung seluruh biayanya."

Mereka meneruskan makan sandwich, kemudian ayahku mengantar majikannya ke pertemuan bisnis.

Tidak sulit menemukan alamat rumah Jimmy dari sebuah toko obat di dekat situ. Kebanyakan orang kenal dengan anak pincang itu.

Rumah kecil tempat Jimmy dan keluarganya tinggal sudah harus di cat ulang dan diperbaiki di sana sini. Ketika memandang ke sekeliling, ayahku melihat baju compang-camping dan bertambal-tambal dijemur di seutas tali di samping rumah. Sebuah ban bekas digantungkan pada seutas tambang pula pada sebuah pohon oak, tampaknya untuk ayunan.

Seorang wanita usia tiga puluh limaan menjawab ketukan pintu dan membuka pintu yang engselnya sudah berkarat. Ia tampak kelelahan, dan tampangnya menunjukkan bahwa hidupnya terlalu keras.

"Selamat siang," ucap ayahku memberi salam. "Apakah Anda ibu Jimmy?"

Wanita itu agak mengerutkan dahinya sebelum menyahut.

"Ya. Apakah ia bermasalah?" Matanya menyapu ke arah seragam ayahku yang bagus dan disetrika rapi.

"Tidak, Bu. Saya mewakili seorang yang sangat kaya raya yang ingin mengusahakan kaki anak Anda dioperasi agar dapat bermain seperti teman-temannya. "
"Apa-apaan ini, Bung? Tak ada yang gratis dalam hidup ini."

"Ini bukan main-main. Apabila saya diperbolehkan menerangkannya kepada Anda dan suami Anda, jika ia ada saya kira semuanya akan jelas. Saya tahu ini mengejutkan. Saya tidak menyalahkan bila Anda merasa curiga."

Ia menatap ayahku sekali lagi, dan masih dengan ragu-ragu, ia mempersilahkannya masuk. "Henry," serunya ke arah dapur, "Ke mari dan bicaralah dengan orang ini. Katanya ia ingin menolong membetulkan kaki Jimmy."

Selama hampir satu jam, ayahku menguraikan rencananya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. "Apabila Anda mengizinkan Jimmy menjalani operasi," katanya, "Saya akan mengirimkan surat-suratnya untuk Anda tandatangani. Sekali lagi, kami yang akan menanggung seluruh biayanya."

Masih belum bebas dari rasa terkejut, orang tua Jimmy saling memandang di antara mereka. Tampaknya mereka masih belum yakin.

"Ini kartu nama saya. Saya akan menyertakan sebuah surat kalau nanti saya mengirimkan dokumen-dokumen perizinan. Semua yang telah kita bicarakan akan saya tuliskan dalam surat itu. Andai kata masih ada pertanyaan, telepon atau tulis surat ke alamat ini." Tampaknya sedikit banyak ini memberi mereka kepastian. Ayahku pergi. Tugasnya telah ia laksanakan.

Belakangan, majikan ayahku menghubungi walikota, meminta agar seseorang dikirim ke rumah Jimmy untuk meyakinkan keluarga itu bahwa tawaran tersebut tidak melanggar hukum. Tentu saja, nama sang dermawan tidak disebutkan.

Tidak lama kemudian, dengan surat-surat perizinan yang telah ditandatangani, ayahku membawa Jimmy ke sebuah rumah sakit mewah di negara bagian lain untuk yang pertama dari lima operasi pada kakinya.

Operasi-operasi itu sukses. Jimmy menjadi anak paling disukai oleh para perawat di bangsal ortopedi rumah sakit itu. Air mata dan peluk cium seperti tak ada habisnya ketika ia akhirnya harus meninggalkan rumah sakit itu. Mereka memberikannya sebuah kenang-kenangan, sebagai tanda syukur dan peduli mereka... sepasang sepatu baru, yang dibuat khusus untuk kaki "baru"nya.

Jimmy dan ayahku menjadi sangat akrab karena sekian kali mengantarnya pulang dan pergi ke rumah sakit. Pada kebersamaan mereka yang terakhir, mereka bernyanyi-nyanyi, dan berbincang tentang apa yang akan diperbuat oleh Jimmy dengan kaki yang sudah normal dan sama-sama terdiam ketika mereka sudah sampai ke rumah Jimmy.

Sebuah senyum membanjiri wajah Jimmy ketika mereka tiba di rumah dan ia melangkah turun dari mobil. Orangtua dan dua saudara laki-lakinya berdiri berjajar di beranda rumah yang sudah tua itu.
"Diam di sana, " seru Jimmy kepada mereka. Mereka memandang dengan takjub ketika Jimmy berjalan ke arah mereka. Kakinya sudah tidak pincang lagi.

Peluk, cium dan senyum seakan tak ada habisnya untuk menyambut anak yang kakinya telah "dibetulkan" itu. Orang tuanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum ketika memandangnya. Mereka masih tidak bisa percaya ada orang yang belum pernah mereka kenal mengeluarkan uang begitu banyak untuk membetulkan kaki seorang anak laki-laki yang juga tidak dikenalnya.

Dermawan yang kaya raya itu melepas kacamata dan mengusap air matanya ketika ia mendengar cerita tentang anak yang pulang ke rumah itu.
"Kerjakan satu hal lagi, " katanya, "Menjelang Natal, hubungi sebuah toko sepatu yang baik. Buat mereka mengirimkan undangan kepada setiap anggota keluarga Jimmy untuk datang ke toko mereka dan memilih sepatu yang mereka inginkan. Aku akan membayar semuanya. Dan beritahu mereka bahwa aku melakukan ini hanya sekali. Aku tidak ingin mereka menjadi tergantung kepadaku."

Jimmy menjadi seorang pengusaha sukses sampai ia meninggal beberapa tahun yang lalu.

Sepengetahuanku, Jimmy tidak pernah tahu siapa yang membiayai operasi kakinya.

Dermawannya, Mr, HENRY FORD, selalu mengatakan lebih menyenangkan berbuat sesuatu untuk orang yang tidak tahu siapa yang telah melakukannya.

"Ada kebahagiaan yang kita rasakan dari menolong orang lain"

(Paul Newman)




Selengkapnya...

20 Juni 2009

Kemakmuran yang Merepotkan Kebijakan ''Satu Anak Cukup'' di Tiongkok (1)

Terbang ke Hongkong demi Lahirkan Anak Kedua
Jawapos, Sabtu 20 Juni 2009

Kebijakan satu anak cukup yang sukses mengendalikan jumlah penduduk Tiongkok kali pertama diterapkan saat sebagian besar warganya masih miskin. Namun, bagi orang kaya baru yang terus tumbuh di negeri itu, ada beberapa cara untuk menyiasati pembatasan itu. Laporan ROHMAN BUDIJANTO yang baru pulang dari Guangzhou.

---

GENERASI anak tunggal di Tiongkok boleh berharap agar anak mereka tak lagi ''bercakap-cakap sendiri''. Bila mereka kawin dengan anak tunggal juga, mereka boleh punya anak dua. ''Putra saya satu. Saya pengin satu lagi, anak putri,'' kata Kaifeng Kang.

Karyawan perusahaan besar itu lahir di awal kebijakan ''satu anak cukup'' (one child policy) diterapkan di Tiongkok. Kebijakan keluarga berencana itu dilaksanakan secara ketat sejak akhir 1970-an dan kini hasilnya adalah generasi anak tunggal yang beranjak dewasa.

Meski semasa kecil kesepian dan bermain sendiri, serta bercakap-cakap sendiri di rumah karena tak punya adik, kini mereka bisa memetik hasil kebijakan tersebut. Anak-anak tunggal itu mendapatkan pendidikan dan kesejahteraan yang baik.

Kaifeng Kang menjawab pertanyaan di sela-sela memandu delegasi wartawan Indonesia yang diundang pemerintah Tiongkok. Selain Kang, yang memandu di berbagai acara di Beijing, Chongqing, Guangzhou, dan Shenzhen selama 10 hari hingga kemarin itu kebanyakan anak-anak tunggal. Mereka mendapatkan pendidikan yang tuntas karena yang dipikirkan masa depannya oleh orang tua cuma dirinya seorang.

Zhang Jun dan Yu Dan, anak muda pemandu dari Departemen Informasi, tumbuh dengan nyaman. Zhang bahkan sempat disekolahkan ke Amerika Serikat oleh pemerintah. ''Saya selesai kuliah di Universitas Beijing jurusan studi internasional,'' kata Zhang.

Begitu pula, Kang dan Zheng Yong. Dua anak muda dari Guangzhou itu punya orang tua guru. Gaji sebagai guru cukup untuk menyekolahkan keduanya hingga universitas. Zheng mengatakan, ayahnya sebagai guru SD digaji Rp 8 juta per bulan. Zheng Yong lulus dari Beijing Foreign Studies University jurusan sastra Indonesia. Sosok yang pernah menjadi staf Konjen Tiongkok di Indonesia itu bekerja di perusahaan telekomunikasi Huawei.

Seorang bapak asal Indonesia ingat betapa kesepiannya anaknya semasa kecil. ''Saya kasihan, dia suka bicara sendiri," katanya tentang putrinya yang pernah sekolah di UGM dan sudah bekerja. Putrinya yang kelahiran 1984 itu akan boleh punya anak dua. Tapi, dia harus menikah dengan anak tunggal juga. Kalau bersuami yang punya saudara, mereka hanya boleh punya anak satu.

Pemerintah tak keberatan pasutri dari anak tunggal boleh punya anak dua agar jumlah penduduk tak merosot. Ada kekhawatiran juga Tiongkok yang kini berpenduduk 1,3 miliar akan dihuni para orang tua yang makin panjang umur karena kemakmuran.

Tapi, banyak juga anak muda yang punya saudara kandung. Kristyn Hwang mengaku punya saudara. ''Sebab, saya lahir di desa. Di desa, kebijakan lebih longgar,'' kata pemandu di Guangzhou kemarin. Kristyn punya kakak lelaki.

Mengapa penduduk desa diberi kelonggaran, karena mereka harus punya anak laki-laki untuk mengerjakan sawah. Begitu pula nelayan. Pemerintah juga melonggarkan untuk etnis minoritas dan pasangan yang masing-masing anak tunggal. Jadi, kini Zhang, Yu, Kang, dan Zheng Yong boleh punya anak dua.

Kemakmuran itu terkadang juga ''merongrong'' kebijakan satu anak cukup di Tiongkok. Orang-orang kaya kini mudah saja melahirkan anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Mereka tinggal terbang ke Hongkong, atau ke luar negeri.

Dengan akta kelahiran dari sana, orang-orang kaya itu terhindar dari kewajiban mematuhi kebijakan tersebut. Selama 2001-2008, tercatat 78 ribu bayi dari orang tua Tiongkok lahir di Hongkong. Meski menjadi bagian dari Tiongkok, Hongkong memiliki aturan tersendiri sebagai penerapan kebijakan satu negara dua sistem.

Kalaupun mereka harus bayar, tentu bagi orang kaya itu enteng. Denda itu bisa sebesar 200 ribu yuan atau sekitar Rp 300 juta. Uang itu digunakan untuk membiayai jaminan sosial dan sekolah si anak kedua. Si kaya pun tak keberatan membayar biaya bersalin di rumah sakit Hongkong hingga 80 ribu yuan atau sekitar Rp 120 juta. (bersambung)
Selengkapnya...

19 Juni 2009

Pisau Haifu, Revolusi Dunia Medis dari Chongqing, Tiongkok (2)


Jawapos, Jumat 19 Juni 2009

Kali Pertama, Bisa Ngobrol Sambil Terapi Tumor

Lewat riset yang sudah berlangsung 17 tahun, Chongqing Haifu Technology tidak hanya menemukan "Pisau Haifu". Masih ada dua lagi temuannya yang juga memesona dunia kedokteran. Siapa orang-orang di balik sukses itu?

ROHMAN BUDIJANTO, Chongqing

----

TEMBOK tinggi ruang lobi markas Haifu Chongqing bergambar awal kehidupan, yakni sperma dan telur. Gambar superbesar itu memenuhi tembok samping. Sebuah bulatan telur dengan garis tengah kira-kira satu meter "dikejar" oleh ratusan sperma yang ukurannya sebesar ikan lele dumbo. Gambar biru tua dengan latar biru muda itu diberi aksen kabur, seperti pembesaran foto medis.

"Tubuh kita sudah diprogram sejak awal," kata Xiang Peng, asisten presiden dan manajer internasional Hifu, di markas Hifu, Qingsong Road 1, Chongqing, Tiongkok, Jumat (12/6). Sesuai dengan program itu, setiap organ sudah punya fungsi dan tidak boleh dikurangi. Karena itulah, prinsip tindakan medis penyembuhan yang dikembangkan di Haifu adalah jangan sampai mengorbankan organ yang sehat karena menyalahi kodrat.

Haifu sudah membuktikan prinsip itu dengan metode ultrasound atau "adisuara". Pencapaian pengembangan medis yang dilakukan Haifu itu kian menarik perhatian. Siapa yang tidak tergoda oleh metode penghilangan kanker tanpa pembedahan dan sakit serta bisa sembuh "seketika" sesudah prosedur ditempuh?

Para tamu yang penasaran terus berdatangan ke markas Haifu. Para pemandu di Haifu menerima para tamu ini dengan menjelaskan spesifikasi detail, layaknya penjelasan kepada calon pembeli mobil. Pemerintah Tiongkok sangat bangga, wartawan dari Indonesia yang diundang untuk melihat perkembangan negeri "naga ekonomi" itu pun dimampirkan ke Haifu.

Yang diterangkan kepada para tamu adalah urutan cara kerja Haifu System atau "Pisau Haifu". Mereka juga disuguhi demo secara kasat mata bagaimana pemanasan terfokus dilakukan oleh ultrasound. Juga diputarkan video fragmen berita yang mengapresiasi temuan dan inovasi lembaga berkaryawan 200 orang itu. Berita dari televisi Inggris, BBC, dan Sky News itu melaporkan keberhasilan Pisau Haifu saat diluncurkan di Churchill Hospital, Oxford, Inggris, pada 2005.

Video lain menunjukkan bahwa menjalani terapi itu bisa lebih rileks. Seorang wanita tengkurap yang tumornya sedang "dibunuh" oleh "Pisau Haifu" diwawancarai wartawan. Momen itu diakui sebagai kasus pertama orang sedang menjalani terapi tumor bisa diwawancarai wartawan. Sesudah terapi, setelah bed rest cuma dua jam, perempuan melambai di lift yang akan menutup, pulang.

Pengakuan dari Inggris itu mengangkat reputasi "Pisau Haifu". Constantin Coussios, pakar dari Universitas Oxford, di BBC pada 19 November 2007, menyebut teknologi itu "sekop energi". Haifu atau HIFU (High Intensify Focused Ultrasound) System bisa menyerok kanker sesuai dengan yang kita inginkan.

Prinsipnya, gelombang yang memancar dan mengenai suatu benda akan melambat. Kemudian, energi itu akan memanas. Persis seperti microwave yang memanaskan makanan atau sinar matahari yang memanaskan permukaan bumi. Bedanya, kali ini yang dicecar dengan energi ultrasound dalam HIFU System adalah kanker atau tumor. Itu dilakukan secara non-invasive alias tak perlu membuka kulit atau daging.

Haifu tak hanya mengembangkan "Pisau Haifu". "Pisau Haifu" digunakan untuk prosedur penanganan tumor atau kanker di torso atau badan manusia. Ciptaan lain yang lebih terspesialisasi adalah Seapopinna. Alat persis mesin ATM ini disebut sebagai terapi ultrasound pertama untuk alergi rinitis. Fungsinya bisa menerapi penyakit kelainan pada hidung yang berciri bersin-bersin dan mbeler setelah pernapasan terpapar alergen atau pemicu alergi.

Teknik terapinya adalah memasukkan batang sebesar isi bolpoin ke rongga hidung. Uniknya, fokus pemancar ultrasound itu tidak di ujung batang, tetapi di samping. Dengan begitu, pencarian sumber gangguan lebih fleksibel. Batang untuk menembak benjolan pengganggu di rongga hidung itu dihubungkan dengan pembangkit ultrasound di bagian bawah "mesin ATM" dan dipantau lewat "layar ATM". Prosedur ringan semacam ini hanya perlu waktu singkat.

Kreasi lain adalah Seapostar. Alat ini digunakan untuk menerapi penyakit ginekologis. Seperti diketahui, jenis kanker yang umum menyerang organ reproduksi adalah kanker serviks, ovarium, uterus, vagina, vulva, dan tuba falopii. Bentuk alat ini juga mirip ATM. Bedanya, alat pemfokus ultrasound-nya lebih besar, sebesar jempol tangan. Fokus ultrasound-nya berada di ujung batang itu.

Xian Peng menyebut Seapopinna dan Seapostar berharga hanya sepersepuluh "Pisau Haifu" atau Model JC. Sasaran terapi untuk dua alat itu memang masyarakat yang lebih luas. Sebab, alergi rinitis dan gangguan ginekologis adalah problem sangat banyak orang. "Terapi dengan alat ini bisa lebih cepat dan bisa dipakai banyak orang," klaim sosok yang berpenampilan rapi tersebut.

Tapi, tidak ada kreasi manusia yang tidak luput dari kritik. Kritik yang dilancarkan kepada "Pisau Haifu" adalah prosedur tersebut juga dilakukan "dalam gelap", yakni hasilnya baru diketahui setelah terapi berakhir. Tidak seperti pembedahan yang bisa dilihat langsung dan dikontrol dengan kasat mata. Ini memang konsekuensi dari prinsip non-invasive tadi.

Yang juga terus dipercanggih adalah bagaimana menangani kanker atau tumor yang sudah menyebar (metastasis). Jadi, perlu metode "merebus" titik-titik itu dengan lebih akurat dan tak meleset ke bagian organ yang sehat. Seperti halnya pembedahan, "Pisau Haifu" makin efektif bila kankernya masih sangat kecil dan lokasinya terkumpul di suatu tempat. Namun, Peng Xiang menyebut, kini "Pisau Haifu" sudah mampu menangani kanker metastasis.

Teknologi Haifu itu terus dikembangkan dan kini sudah mendapatkan paten internasional. Pengembangannya melampaui banyak kerumitan. Sangat banyak percobaan dilakukan. Penyetelan panas ultrasound pernah meleset dan membakar jaringan sehat. "Misalnya, kulit terbakar," kata Peng Xiang. Namun, kini teknologi "Pisau Haifu" sudah jauh lebih maju. Karena itu, Haifu bisa menjamin keamanan penggunaannya.

Teknologi tersebut mula-mula dikembangkan pada 17 tahun lalu, dipimpin oleh dr Wang Zhibiao, wakil direktur Institut Rekayasa Ultrasonik Medis Tiongkok. Menurut situs resmi Haifu, lembaga itu bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Chongqing. Reputasi Profesor Wang sangat moncer, termasuk di Eropa. Karena keahliannya, dia pernah menjadi juri European Inventor of the Year 2007.

Dokter berusia 50-an tahun itu kini menjabat general manager Haifu. Dia terus memimpin riset pengembangan, aplikasi klinis, dan memasarkan buah teknologinya. Klinik yang dikembangkan Haifu sendiri sudah menangani lebih dari seribu kasus tumor menengah dan terminal. Termasuk tumor atau kanker liver, payudara, tulang, dan kanker/tumor dalam jaringan lunak.

Pengembangan ultrasound yang dilakukan dr Wang Zhibiao itu klop karena bekerja sama dengan dr Wu Feng. Profesor ini adalah direktur Pusat Terapi Tumor yang juga berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Chongqing. Dialah yang turut menemukan alat Haifu bersama dr Wang.

Direktur klinik Chongqing Haifu Technology itulah yang turut membuktikan suksesnya penanganan kanker liver dan payudara dengan prosedur Haifu secara komplet. Tokoh lain yang tidak kalah besar peranannya adalah Profesor Feng Ruo. Keahlian pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Chongqing ini juga mengenai bidang ultrasound.

Terobosan teknologi dari Chongqing (baca: congcing) itu seiring dengan kemajuan provinsi dengan penduduk 32 juta tersebut. Bila peta Tiongkok mirip ayam jago, Congqing terletak di bagian pangkal pahanya. Chongqing Municipality sendiri tercatat punya seratus ribu gedung yang bangunannya melebihi 10 lantai. Jalan tol, jembatan, terowongan, jalan layang terus dibangun di wilayahnya yang berbukit-bukit. Teknologi canggih juga "hidup" di wilayah yang amat sibuk itu. (habis)
Selengkapnya...

Phil Jackson, Pelatih Sepuluh Cincin

Kompas, Kamis 18 Juni 2009 Oleh Gatot Widakdo

Sukses Los Angeles Lakers merebut gelar juara NBA, Minggu (14/6), tidak lepas dari peran pelatihnya, Philip Douglas Jackson. Pria berusia 63 tahun ini juga mencatatkan namanya dalam buku sejarah NBA sebagai pelatih yang meraih sepuluh gelar juara.

Bukan kebetulan kalau Phil Jackson bisa membawa Lakers menjadi juara untuk ke-15 kalinya. Sebelumnya, pelatih yang juga dijuluki dengan nama ”Zen Master” karena keahlian strateginya ini pernah tiga kali memberi gelar buat Lakers dan Chicago Bulls sebanyak enam kali.

Dengan 10 cincin juara, Jackson melewati rekor sembilan titel juara yang dia pegang bersama Red Auerbach, sang pelatih legendaris. Auerbach meraup kesembilan gelarnya itu bersama Boston Celtics.

Seusai meraih cincin kesepuluh, Jackson mengatakan, sebenarnya tidak pernah ada rencana untuk menyamai apalagi melewati rekor Auerbach. Saat era Michael Jordan di Chicago Bulls berakhir tahun 1998, Jackson sempat menyatakan pensiun dan tidak mau melatih lagi.

Akan tetapi, tak lama kemudian Jackson berubah pikiran dan dia menerima pinangan Lakers. Dengan mengandalkan Kobe Bryant dan Shaquille O’Neal, Jackson kemudian tiga kali mengantar Lakers menjadi juara NBA tahun 2000-2002.

Tahun 2004 Jackson sempat meninggalkan Lakers, tetapi kembali lagi setahun kemudian. Setelah tujuh tahun tanpa gelar, Jackson akhirnya berhasil membawa Lakers kembali ke takhta tertingginya pada tahun ini.

Di mata para pemain, Jackson merupakan sosok pelatih yang karismatik. Dia juga selalu berprinsip ingin membantu setiap orang untuk menjadi manusia yang lebih baik. Pemain legendaris Chicago Bulls, Michael Jordan, menilai Jackson sebagai sosok seorang guru, pelatih, teman, sekaligus konselor.

Di mata Jordan, Jackson selalu ”terlihat” dan siap sedia. Dia memerhatikan kesejahteraan dan tidak melebih-lebihkan kesalahan para pemain. Jika pemain berbuat kesalahan dan semua orang tahu pemain tersebut berbuat kesalahan, itu bukanlah kritik pribadi. Jackson menyeimbangkan antara kritik dan pujian.

Menurut Jordan, Jackson menyebut caranya melatih itu sebagai kepemimpinan yang simpatik. Dia memperlakukan orang lain dengan rasa hormat dan memberi perhatian yang sama kepada orang lain seperti memperlakukan diri sendiri.

”Saya belajar banyak dari Jackson dan dia merupakan salah satu faktor dari rahasia kesuksesan saya,” ujar Jordan.

Selain simpatik, Jackson juga punya rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan diri itu membuat dia disegani pemain. Shaquille O’Neal, mantan bintang Lakers, juga memuji kepemimpinan Jackson.

”Setiap Phil memberi instruksi, kami memerhatikannya baik-baik. Dulu, kami suka ngobrol sendiri setiap kali pelatih memberi instruksi,” kata Shaq memuji Jackson.

Soal percaya diri itu, Jackson mengatakan, jika ingin sukses seorang pelatih, memang harus punya rasa percaya diri. Percaya diri yang dia maksud adalah percaya pada keberhasilan rencana yang telah dibuat dan percaya kepada pemain yang diturunkan di lapangan.

”Keberhasilan dalam NBA bukan masalah pada apa yang akan kamu buat, melainkan pada bagaimana kamu melaksanakan itu,” kata Jackson.

Sempat frustrasi

Meski sudah bergelimang kesuksesan, perjalanan karier Jackson di dunia basket sesungguhnya tidak mulus dan sangat berliku. Sebagai mantan pemain NBA di New York Knicks pada 1967-1978 dan di New Jersey Nets selama 1978-1980, tahun 1980 Jackson memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Montana.

Itu dia lakukan setelah merasa tidak punya masa depan lagi di dunia basket. Di Montana, dia menjalankan bisnis pusat kebugaran milik keluarganya.

Namun, dunia basket tetap tidak bisa hilang dari kehidupannya. Jackson kemudian mencoba peruntungan dengan menjadi pelatih Chicago Bulls. Ketika itu, akhir tahun 1986, klub Chicago Bulls sedang mencari pelatih pendamping untuk Doug Collins. Seorang makelar menawarkan Phil Jackson kepada manajer Bulls, Jerry Krause.

Jadilah Phil Jackson mulai mengukir namanya di kancah NBA. Setelah itu, kisah sukses Chicago Bulls dengan Phil Jackson di belakangnya sudah menjadi legenda sampai sekarang.

Setelah memberi gelar keenam untuk Bulls, Jackson memilih beristirahat sebelum hengkang dan berlabuh di Los Angeles Lakers. Tugas Jackson di Lakers tidak mudah. Dia dihadapkan pada tantangan besar untuk memberi gelar buat tim yang bertabur bintang tetapi tidak pernah menjadi juara ini.

Sebagai langkah awal, Jackson mulai membenahi masalah psikologi pemain.

”Sekitar 60 persen pemain NBA adalah sosok berkulit hitam dengan latar belakang yang khas. Setelah menjadi pemain NBA, mereka mengalami kehidupan yang sama sekali berbeda dengan latar belakang mereka. Saya harus membawa mereka untuk bisa terus berkembang,” katanya.

Jackson pun membangun Lakers dengan sedikit mengadopsi strategi yang selalu dia terapkan ketika melatih Bulls, yakni ”triangle offence”. Peran Jordan dilakukan Shaquille O’Neal, peran Scottie Pippen dijalankan Kobe Bryant. Adapun peran pemain ketiga tidak terlalu signifikan di Lakers, tetapi sering diperankan Ron Harper, mantan pemain Bulls.

Tak butuh waktu lama, Jackson langsung sukses pada musim pertamanya bersama Lakers yang kemudian dipertahankan pada dua musim selanjutnya. Episode selanjutnya menjadi masa pasang surut buat Jackson. Setelah gagal pada final musim 2003-2004, Jackson kembali memutuskan untuk istirahat.

Setahun tanpa aktivitas, Jackson lalu memutuskan kembali ke Lakers. Namun, dia harus memulai dari bawah. Musim 2005-2006 dan 2006-2007 kinerja Jackson masih belum memuaskan karena timnya selalu tersisih di babak pertama play-off.

Akhir musim 2007, Jackson membuat langkah mengejutkan dengan merekrut Trevor Ariza dari Orlando Magic. Keputusannya ini mengejutkan karena Jackson berani menukarnya dengan Brian Cook dan Maurice Evans ke Orlando.

Awalnya, para pemain Lakers sempat terkejut dengan keputusan sang pelatih. Namun, keputusannya itu ternyata benar. Ariza berhasil menjadi pelapis buat Bryant dan Pau Gasol dalam menyerang dan juga bertahan.

Praktis, keputusan dia membuang small forward muda itu disesali pelatih Magic, Stan Van Gundy. Sementara Jackson mengisap cerutu kemenangan, mengenang tradisi yang dilakukan Red Auerbach ketika meraih juara.

Di NBA, seorang pelatih yang dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik akan memperoleh Red Auerbach Trophy. Barangkali, suatu saat trofi itu harus diganti namanya menjadi Phil Jackson Trophy.
Selengkapnya...

Pisau Haifu, Revolusi Dunia Medis dari Chongqing, Tiongkok (1)

Jawapos, Rabu 18 Juni 2009

Tuntaskan Tumor Kecil Hanya dalam Puluhan Menit

Selain mengeksplorasi angkasa luar dan terus membangun megaproyek infrastruktur, Tiongkok -lewat Haifu Chongqing- juga menyelam ke tubuh manusia. "Pisau Haifu" itu membunuh kanker dengan fokus ultrasound. Tanpa pembedahan, kesakitan, transfusi, serta tanpa mengusik sisa organ yang sehat.

ROHMAN BUDIJANTO, Chongqing

---


SALAH satu tantangan terbesar dunia medis adalah bagaimana menyembuhkan tanpa menimbulkan kesakitan baru. Juga tanpa mengorbankan bagian organ yang sehat. Amat kerap orang harus kehilangan salah satu payudara, misalnya, demi menyelamatkan hidupnya dari kanker. Padahal, bagian dari yang dipotong keseluruhan itu hanya beberapa titik yang terkena kanker.

Teknologi pembedahan juga mengharuskan pengorbanan berupa kerusakan jaringan kulit dan otot. Untuk membenahi liver yang rewel terkena kanker, orang harus dikoyak perutnya. Belum lagi pengorbanan berupa pendarahan dan karenanya harus disiapkan transfusi. Kalau berhasil, dilanjutkan dengan proses penyembuhan yang memakan waktu.

Tantangan ini dijawab dengan kemajuan teknologi ultrasound untuk bidang medis. Ilmuwan Tiongkok dari Chongqing Haifu Technology menciptakan alat yang mampu "membunuh" kanker tanpa pembedahan. Namanya HIFU (high intensify focused ultrasonic) atau HIFU System. Prinsipnya, misalnya, liver atau payudara terkena kanker sebesar kacang tanah, maka lokasi sebesar itu pula yang diincar dan dimatikan.

"Pasien bisa melalui prosedur ini dengan sadar, tanpa anestesi. Setelah selesai, pasien bisa langsung pulang,'' kata Xiang Peng, asisten presiden dan manajer internasional Haifu di markas Haifu di Qingsong Road 1, Chongqing, Tiongkok, Jumat (12/6). "Kecuali kalau selesainya prosedur itu sudah malam, dia boleh menginap di rumah sakit," lanjutnya, bercanda.

Teknologi ini berbeda dengan teknik laser yang tetap harus melewati jaringan sehat menuju titik yang sakit, dengan konsekuensi bisa mengganggu organ sehat di jalan laser itu. Teknologi ultrasound langsung melokalisasi titik yang sakit lalu "merebusnya" hingga mati.

Selama ini yang dikenal umum memakai teknologi tersebut adalah USG alias ultrasonografi. Karena perbedaan sifat lapisan dalam tubuh, bisa "dilihat" kondisi bagian dalam tubuh lewat pantulan frekuensi suara yang kasat telinga itu. Hasilnya, kita bisa melihat janin dalam kandungan. Tentu saja energi untuk "melihat" janin itu dibuat rendah agar tak mengganggu calon manusia itu.

Sedangkan HIFU System atau juga dikenal sebagai "Pisau Haifu" melakukan penguatan pancaran ultrasound sehingga menimbulkan panas. Prinsip kerja alat ini didemonstrasikan dengan unik. Air dalam kotak kaca diberi pancaran ultrasound dari alat terapi tumor Haifu Model JC200 atau Model JC Focused Ultrasound Tumor Therapeutic System. Tepat di tengah ada titik putih. "Titik ini adalah bagian air yang ditingkatkan suhunya menjadi 65-75 derajat dengan ultrasound,'' jelas Xiang di depan rombongan wartawan Indonesia.

Titik putih itu bisa diatur besarnya, bisa sebesar beras lalu dibesarkan sebesar kacang tanah, atau lebih besar lagi. Artinya, sasaran yang "digarap" ultrasound itu bisa diatur dengan komputer, sesuai besarnya kanker. Energi yang disalurkan di sana bisa dipancarkan dengan akurat.

Xiang juga mendemokan ketika titik energi ultrasound itu tepat ditempatkan di permukaan air. Menyemburlah titik air itu karena mengalami penguapan. Tangan Xiang lalu dimasukkan ke air, tanpa menyentuh titik air yang panas itu. Tapi, dia lewatkan di bawahnya, antara pemancar frekuensi ultrasound yang juga terendam air dengan titik air itu.

"Lihat tak ada yang luka tangan saya," katanya sambil mengelap tangan basah itu dengan tisu. Jadi, antara pemancar ultrasound yang mirip lingkaran mike kecil berwarna merah bata dengan titik pemanasan tak ada "garis" panas. Pemancar ultrasound itu ditempatkan di bawah meja tempat pasien dirawat.

Haifu System bisa mencapai titik kanker tanpa mengubah kondisi di sekitarnya, baik menjadi panas atau menjadi sakit. "Dengan meningkatkan suhunya secara ultrasound, alat ini membunuh kanker di titiknya yang tepat," lanjut pakar berusia sekitar 40 tahun ini. Dengan demikian, organ sehat di sekitar titik itu tak terusik.

Prosedur ini juga disebutkan tak perlu waktu lama. Waktunya hanya beberapa puluh menit untuk kanker atau tumor kecil. Kalau kanker besar memang bisa berjam-jam, bergantung pada kompleksitasnya. "Kalau kanker itu dinyatakan sudah mati, sudah cukup,'' jelasnya.

Sebanyak 20 unit alat ini sudah dipakai di rumah sakit di Tiongkok, termasuk di klinik Haifu sendiri. Yang lain dipakai di Inggris, Jepang, Amerika Serikat, Korea, Hongkong, Rusia, Spanyol, Italia, Ukraina. Untuk membuka mata dunia, demonya di luar negeri dilakukan di Churchill Hospital, Oxford, Inggris. Haifu Chongqing berkolaborasi dengan Ultrasound Therapeutics Limited (UTL) Inggris.

Keberhasilan terapi kanker dari luar tubuh (extracorporeal) ini dinilai sebagai "revolusi" di bidang kedokteran. Tak heran pemerintah Tiongkok sangat membanggakan hasil riset 17 tahun tim pakar mereka di Haifu itu. Sistem ini kemudian dikenal dengan Pisau Haifu, sekalipun sama sekali berbeda dengan fungsi pisau bedah.

Harganya yang USD 2 juta (sekitar Rp 24 miliar) dianggap layak, karena alat ini sangat efisien dalam melayani pasien. Prosesnya tak serumit prosedur pembedahan konvensional biasa. Untuk memastikan alat ini dioperasikan dengan benar, Haifu memasukkan paket harga itu dengan pelatihan dokter ahli yang akan menjadi operator. Sebab, betapapun alat ini bisa dioperasikan siapa pun, dokter tetap diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat. Haifu sendiri mengoperasikan klinik, bekerja sama dengan Teknik Ultrasound Fakultas Kedokteran Universitas Chongqing.

Alat ini bisa melayani banyak pasien secara ringkas. Kapasitasnya bisa dua ribu pasien setahun atau lima pasien sehari. Bergantung lama tidaknya dan kompleks tidaknya kanker atau tumor yang ditangani. Di Eropa, pasien membayar ongkos sekitar 6 ribu euro (sekitar Rp 85 juta) untuk pelayanan alat ini. Sedangkan di Tiongkok sedikit lebih murah. Menurut situs Haifu, sekitar 10 ribu pasien kanker sudah dilayani dengan alat ini.

Kanker dan tumor yang bisa diterapi dengan alat ini adalah kanker liver, payudara, sarcoma (jaringan ikat), pankreas, renal, dan kanker tulang. Kemampuannya diklaim termasuk menangani kanker yang sudah menyebar.

Ongkos-ongkos tadi dianggap Xiang Peng layak bila dibandingkan dengan bedah konvensional. Apalagi, prosedur ini tak perlu membuat pasien kesakitan dan opname. Kalau prosedur pertama tak berhasil, tinggal diulangi. "Dalam bedah konvensional, akan rumit bila prosedur gagal jahitannya dibuka lagi," ujar sosok yang sangat fasih berbahasa Inggris ini.

Lalu bagaimana hasil "rebusan" bekas kanker di dalam organ sehat tadi? "Akan mengerut," kata Xiang. Dicontohkan, tumor berukuran 148 plus minus 54,2 cm2 setelah "direbus" dengan ultrasound dalam jangka 6 bulan jadi 49,2 plus minus 31,0 cm3 atau mengerut jadi 63,2 persen. Bekas kanker yang terus akan mengerut ini diklaim tidak mengganggu organ sehat. (bersambung)

Selengkapnya...

17 Juni 2009

Bryant Lepas dari Bayang-bayang

Kompas, 17 Juni 2009 Oleh J Waskita Utama

Sejak masuk draft NBA tahun 1996, predikat calon bintang sudah melekat pada diri seorang pemuda berusia 17 tahun bernama Kobe Bean Bryant. Setelah tiga belas tahun menanti, semua ekspektasi akan kebintangannya itu terwujud di Amway Arena, Orlando, Florida, Amerika Serikat, Minggu (14/6).

Bryant mengantar Los Angeles Lakers mengalahkan Orlando Magic 4-1, untuk merebut gelar juara ke-15 sepanjang sejarah klub itu. Sang pelatih, Phil Jackson, juga masuk buku rekor dengan merebut cincin juara ke-10. Bagi Bryant sendiri, ini gelar keempat, gelar yang mengukuhkan namanya sebagai seorang bintang NBA.

Bryant bergabung ke NBA pada paruh kedua dominasi mahabintang NBA, Michael Jordan. Bersama Chicago Bulls yang diasuh Jackson, Jordan enam kali menjuarai NBA pada tahun 1991-1993 dan 1996-1998.

Sepeninggal Jordan, NBA sibuk mencari bintang lain untuk mempertahankan popularitas liga yang mulai merosot. Bryant dan nama lain seperti Grant Hill, Vince Carter, Allen Iverson, dan Tracy McGrady digadang-gadang menjadi bintang baru. Akan tetapi, tidak ada yang benar-benar layak menjadi penerus sang legenda.

Hanya dua tahun setelah dominasi Bulls berakhir, Bryant sebenarnya sudah membawa Lakers menjadi juara NBA. Tak hanya sekali, tetapi tiga kali berturut-turut hingga tahun 2002. Namun, pebasket kelahiran Philadelphia ini tak bisa mengklaim keberhasilan itu sebagai sukses pribadi karena ada bintang lain bernama Shaquille O’Neal yang mendapat kredit lebih besar.

Peran center bertubuh raksasa ini dinilai lebih menonjol bagi Lakers. O’Neal pula yang dinobatkan sebagai pemain terbaik (most valuable player/MVP) final NBA tiga kali berturut-turut, dalam setiap kesuksesan Lakers tersebut.

Meski rekan setim, O’Neal dan Bryant tidak bisa dibilang berteman dekat. Rivalitas keduanya semakin menonjol dan berpuncak pada kegagalan Lakers di tangan Detroit Pistons pada final NBA tahun 2004. Jackson pun mundur dari kursi pelatih dan O’Neal hengkang ke Miami Heat.
O’Neal menuduh kepergian mereka itu karena manajemen Lakers berusaha memuaskan keinginan Bryant.

Reputasi Bryant juga tercemar karena tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang pegawai hotel pada musim panas 2003. Namun, kasus tersebut dihentikan setahun kemudian karena korban menolak bersaksi di pengadilan. Bryant kemudian meminta maaf secara terbuka, dan kedua pihak lalu sepakat menyelesaikan kasus itu secara tertutup.
Berdamai

Jackson kembali ke Lakers pada tahun 2005. Dia berdamai dengan Bryant untuk membangun kembali kekuatan Lakers. Kehadiran pemain Spanyol, Pau Gasol, pada awal tahun 2008 membangun harapan Bryant. Kesempatan pertama langsung datang pada akhir musim itu juga.

Bryant mengantar Lakers ke final NBA menghadapi Boston Celtics setelah sebelumnya meraih gelar MVP reguler untuk pertama kali. Namun, Bryant ternyata belum berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang O’Neal karena Lakers ditundukkan musuh bebuyutannya ini, Celtics.
Kekalahan menyakitkan itu memompa semangatnya. Sepanjang musim ini, penampilannya semakin matang dan dia tak lagi egois. Bryant lebih kerap memberikan peluang bagi rekan setimnya untuk mencetak angka.

Akhirnya, saat yang ditunggu-tunggu tiba. Lakers lolos ke final menghadapi Magic. Rekan-rekan Bryant membalas kepercayaan sang bintang dengan memberi kontribusi penting sepanjang seri final. Hanya perlu lima game, Lakers pun menghentikan Magic dan Bryant dinobatkan sebagai pemain terbaik final.

Jackson yang saat berseteru dengan Bryant sempat mengecap dia sebagai pemain egois kemudian bisa melihat anak asuhnya ini semakin matang pada usia 30 tahun.

”Dia belajar menjadi pemimpin yang dihormati rekan-rekannya. Hal itu sangat penting karena dia belajar untuk membalas dukungan mereka. Dia kini lebih banyak memberi, bukannya seorang pemimpin yang banyak menuntut. Hal ini baik untuk dia dan menarik untuk ditonton,” puji Jackson terhadap Bryant.

Bryant menyamai rekor O’Neal dan Tim Duncan. Dia meraih empat cincin juara NBA dan menjadi pemain tersukses setelah era Michael Jordan. Namun, hal yang lebih penting adalah dia kini terbebas dari bayang-bayang O’Neal. Bryant membuktikan diri bisa menjadi juara NBA tanpa O’Neal, komentar yang kerap didengarnya selama tujuh tahun ini.

”Hal itu konyol dan sangat mengganggu. Seperti menyiksa orang dengan air yang menetes terus-menerus di kepala. Namun, itu menjadi tantangan yang harus dihadapi karena saya tidak bisa membantahnya. Anda bisa terus mencari pembenaran sampai pingsan, tetapi tak akan ada yang percaya sampai Anda membuktikan bahwa hal itu keliru. Kami sudah menjawab tantangan itu,” ujar Bryant.

O’Neal pun tak ragu mengucapkan selamat pada kesuksesan Bryant. ”Selamat, Kobe, kamu layak mendapatkannya. Kamu bermain sangat baik. Nikmatilah itu, teman, nikmatilah,” tulis O’Neal di situs Twitter-nya.

Dalam lima pertandingan final, Bryant mengoleksi rata-rata 32,4 angka, 7,4 assist, dan 5,6 rebound. Selama play off, jarang terlihat dirinya tersenyum. Dia terlihat sangat berdedikasi untuk menyelesaikan tantangan ini.

”Saya sangat fokus dengan laga ini. Untuk sesaat rasanya seperti kehilangan kesadaran. Namun sekarang saya sangat gembira, seperti anak kecil yang masuk toko permen,” ujarnya.
Bryant mewarisi bakat basket dari ayahnya, Joe ”Jellybean” Bryant, mantan pemain Philadelphian 76ers dan pelatih LA Sparks. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Eropa mengikuti karier sang ayah yang bermain di Italia. Tak heran, Bryant fasih berbahasa Italia dan Spanyol, serta berteman dekat dengan Gasol.

Nama Bryant mulai dikenal di AS lewat prestasinya selama bersekolah di Lower Merion High School. Pada tahun ketiganya, dia membawa Lower Merion Aces menjadi juara negara bagian. Dengan nilai SAT 1.080, Bryant dijamin mendapat tawaran beasiswa basket ke banyak perguruan tinggi. Namun, dia memutuskan langsung menuju NBA dalam usia 17 tahun.
Tiga belas tahun kemudian, Bryant membuktikan keputusannya itu tidak keliru.
Selengkapnya...