31 Maret 2009

Madu Pahit Sembuhkan Berbagai Penyakit

Sumber: Kompas 16 Maret 2009

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Madu lebah "pelawan" atau madu pahit murni yang banyak ditemukan di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung (Babel), ternyata diminati para wisatawan, karena memiliki khasiat yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit di dalam tubuh manusia.

Marhabun, seorang pemadu lebah pelawan di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Teritib, Bangka Barat, Babel, Minggu, mengatakan, wisatawan dari luar provinsi seperti Jakarta dan Palembang sering datang ke desanya hanya untuk mencari madu lebah pelawan yang berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Selain wisatawan dari luar provinsi, katanya, warga dari kabupaten lainnya di Babel juga ada mencari madu lebah pelawan itu hingga ke desa Simpang Tiga.

"Wisatawan luar provinsi sering datang ke Desa Simpang tiga, hanya untuk mendapatkan madu lebah Pelawan yang rasanya pahit, berbeda dengan madu lebah lainnya," katanya dan menyebutkan madu lebah pelawan itu dijual seharga Rp120 ribu per kg, sedangkan madu lebah manis Rp40 ribu per kg.

Menurut dia, madu lebah pelawan itu sudah terbukti dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti ginjal, darah tinggi, darah rendah, gangguan pada lambung, lemah syawat, kencing manis dan menetralisir racun makanan yang bersarang di dalam tubuh.

"Saya sering didatangi orang yang pernah membeli madu lebah pelawan dan mengaku badannya terasa sehat sejak mengkonsumsi madu lebah pelawan, sehingga orang itu selalu memesan madu lebah pada saya," katanya.

Ia menjelaskan, madu yang dihasilkan dari sarang lebah di desa itu terdiri dari dua macam yaitu madu pelawan yang rasanya pahit dan madu manis. Madu pelawan, menurutnya terasa pahit karena lebah menghisap pohon pelawan yang rasanya pahit sehingga madu lebah itu terasa pahit.

"Sedangkan madu manis yaitu lebah menghisap sejenis tanaman pada musim panen atau buah-buahan, sehingga madu lebah itu terasa manis," katanya.

Menurut dia, madu lebah pelawan itu sangat sulit didapatkan dan untuk di Babel, hanya ada di Kabupaten Bangka Barat yang dari dulu terkenal dengan daerah penghasil madu lebah baik madu lebah pelawan (rasanya pahit) maupun madu lebah manis.

"Madu lebah pelawan berasal dari sarang lebah yang bersarang di sejumlah pohon besar di sekitar perkampungan dan waktu memanennya hanya sekali dalam setahun yaitu pada bulan Mei setiap tahunnya," katanya.

Namun, kata dia, warga juga sering mengalami gagal panen apabila terjadi musim hujan pada jadwal panen tersebut karena sarang lebah tidak berisi madu jika musim penghujan.

"Kalau pada bulan Mei terjadi musim panas, maka sarang lebah yang berisi madu lebah pelawan sangat banyak, mencapai 30 kilo gram untuk satu sarang lebah dan masyarakat ramai-ramai mencari sarang lebah pelawan itu di hutan sekitar kampung," katanya dan menyebutkan sarang lebah banyak ditemukan di pohon kayu besar.

Kendati sulit mendapatkan madu lebah pelawan itu, namun katanya, persediaan madu tetap ada setiap ada ada permintaan yang kebanyakan datang dari luar provinsi karena madu lebah pelawan itu memiliki ketahanan atau keawetan mencapai puluhan tahun asalkan tempat penyimpanannya ditutup dengan rapat.

"Warga menyimpan madu lebah pelawan itu selama bertahun-tahun untuk konsumsi pribadi dan dijual jika ada yang meminatinya, kendati tidak dalam jumlah yang banyak karena persediaan terbatas karena sulitnya mendapatkan madu lebah pelawan itu," katanya.

ABD
Sumber : Ant

Selengkapnya...

Waspadai Gejala Komplikasi Diabetes pada Retina

Sumber: Kompas 20 Februari 2009

DIABETIC RETINOPATHY adalah sebuah kondisi komplikasi diabetes akibat rusaknya pembuluh darah pada jaringan sensitif mata bagian belakang (retina). Penyakit diabetes yang memengaruhi retina dapat berakibat hingga menyebabkan kebutaan.


Dr Ian Yeo Yew San, dokter mata yang menjabat sebagai konsultan di Singapore National Eye Centre yang tergabung dalam layanan wisata sehat, FlyFreeForHealth, mengatakan, "Ketika terkena diabetes, tubuh tidak memanfaatkan gula (glukosa) dengan tepat. Jika kadar gula darah terlalu tinggi, maka lensa alami mata akan membengkak—sehingga pandangan menjadi kabur. Nantinya, jumlah gula yang terlalu banyak tersebut dapat merusak pembuluh darah kecil yang memberi nutrisi pada retina (capillary). Maka muncullah diabetic retinopathy.”

Pertanda dan Gejala
Pada tahap awal, diabetic retinopathy tidak memiliki gejala atau hanya menyebabkan gangguan mata ringan. Namun lama-kelamaan, bisa berujung pada kebutaan. Diabetic retinopathy biasanya memengaruhi kedua mata.

Gejala diabetic retinopathy meliputi :
• Bintik-bintik mengambang pada penglihatan
• Penglihatan kabur atau tidak fokus
• Garis-garis gelap atau merah yang menghalangi penglihatan
• Sulit melihat pada malam hari
• Penglihatan hilang sama sekali / buta

Pemeriksaan / Screening untuk Diabetic Retinopathy
Sebagai bagian dari tes mata, dokter Anda akan melakukan foto terhadap retina yang disebut dengan fluorescein angiography. Pertama-tama, dokter akan memperbesar pupil lalu memfoto bagian dalam mata. Lalu cairan warna khusus akan disuntikkan ke dalam urat nadi di lengan. Foto-foto lain akan diambil seiring dengan cairan warna yang mengalir dan mulai bersirkulasi pada mata. Dokter akan menggunakan foto-foto tersebut untuk melihat pembuluh darah mana yang tertutup, rusak ataupun bocor.

Dokter biasanya juga akan meminta Anda menjalani tes optical coherence tomography (OCT). Tes ini menghasilkan gambar-gambar pemeriksaan silang terhadap retina yang dapat menunjukkan ketebalan retina dan untuk mengetahui apakah cairan tersebut telah bocor ke dalam jaringan retina.

Dr Yeo menyarankan kepada pasien untuk mengendalikan diabetes dengan diet dan pengobatan untuk memperlambat atau mencegah pengembangan diabetic retinopathy atau komplikasi lainnya. Ada baiknya lakukan pemeriksaan mata setahun sekali.

Selengkapnya...

Awas Wabah Diabetes Retina!

Sumber: Kompas 11 Februari 2009

TIDAK seorangpun mengharapkan hilangnya kemampuan melihat. Namun, akibat gaya hidup yang kurang sehat dan pola hidup sedenter (kurang olahraga), penyakit seperti diabetes tidak bisa dihindari. Jenis yang satu ini sedang mewabah di seluruh dunia.


Diabetes menjadi persoalan banyak orang. Apalagi penyakit ini kerap menimbulkan komplikasi yang tak jarang merepotkan penderitanya. Salah satu komplikasi yang kerap dialami adalah munculnya diabetic retinopathy (komplikasi diabetes pada retina), glaukoma dan gangguan pada retina pusat (macula) yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.

Dr Ian Yeo Yew San, spesialis mata yang menjabat sebagai konsultan di Singapore National Eye Centre yang tergabung dalam layanan wisata sehat, FlyFreeForHealth, mengatakan, “Diabetes pada retina merupakan penyebab kebutaan paling umum pada orang dewasa, khususnya mereka yang bekerja di negara berkembang.”

Sebanyak 80 persen kasus kebutaan pada manusia seharusnya dapat dihindari. Seringkali, hal itu disebabkan oleh komplikasi diabetes dan kondisi medis lainnya. Semakin lama terkena diabetes, semakin tinggi kemungkinan pembuluh darah mata semakin rusak.

“Sekitar 60% pasien memiliki diabetes selama 50 tahun atau lebih akan mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata, dan satu persen diantaranya beresiko mengalami kebutaan,” tambah Dr Yeo.

Menurut National Health Survey pada tahun 2004 di Singapura, 8.9% pria terkena dan 7.6% wanita terkena diabetes. Angka penyakit diabetes di India berada di nomer tertinggi, yaitu 15.3%, Malaysia 11%, dan Cina 7.1%. Statistik tersebut tentu dapat menjadi panduan bagi negara Asia lainnya.

“Perawatan yang sukses untuk diabetic retinopathy bergantung pada deteksi dini dan jenis perawatannya,” tambah Dr Yeo.

Selengkapnya...

Saat Migren dan Nyeri Kronis Menyerang

Sumber: Kompas 24 Januari 2009

Migren, merupakan satu bentuk sakit kepala yang agak parah, diderita 1 dari 10 orang. Di antara kasus sakit kepala akibat tegang bisa diderita 1 dari 2 orang. Migren sendiri merupakan penyumbang terbesar sebagai penyebab ketidakhadiran kerja atau pengurangan kinerja di tempat kerja. 

Orang menjadi tak lagi mampu berpikir jernih, daya ingat terganggu, hubungan keluarga juga kehidupan sosial bahkan bisa cidera akibat sakit kepala yang terus menerus berlangsung. Keuangan pun bakal terganggu.

Keadaan makin parah, saat kepenatan dan depresi muncul bersama insomnia (gangguan tidur). Sayang, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa kondisi ini bisa menyebabkan cacat. Dan tak banyak orang yang tahu bagaimana mengatasinya. Dikira hanya dengan minum obat sakit kepala atau tidur, semuanya bakal beres. 

Disamping sakit pada kepala, ada berbagai jenis kondisi rasa sakit parah lain. Satu yang paling biasa adalah rasa sakit kronis pada leher dan punggung. Ada banyak sebab yang bisa disebut, seperti bergesernya piringan sendi dengan saraf impingement sampai radang di sisi sendi. 

Kita dapat mengobati masalah ini dengan multi-modality. Selain melakukan perawatan ke terapis, Anda bisa ke ahli akupuntur sebagai pelengkap dari perawatan yang diberikan dokter. Terapi infra merah, panas dalam, akupuntur dan moksibusi juga bisa dilakukan bersama. Selain itu, obat-obatan penghilang rasa sakit yang membantu memperbaiki sel kimiawi tertentu dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. 

Tentu, pengobatan merupakan terapi pertama yang harus dipilih. Trigeminal nyeri syaraf, misalnya merupakan bentuk rasa sakit parah yang mempengaruhi wajah dan mulut yang menyebabkan penderita menjadi tidak berdaya dan menghindari makan, menggosok gigi atau bercukur karena aktivitas sehari-hari ini bisa memicu rasa sakit hebat. 

Akibatnya, pasien mungkin kehilangan berat badan, kehilangan teman yang menghindari mereka karena nafas yang bau dan malah kehilangan pekerjaan mereka sewaktu mereka kelihatannya tak rapi dari tidak bercukur! Bagian menyedihkan adalah bahwa beberapa pasien telah melakukan berbagai jenis pengobatan seperti ekstraksi gigi, sebelum mengetahui diagnosa yang tepat. 

Saya mempunyai pasien yang semua gigi bawahnya dicabut sebelum mengetahui diagnosa yang tepat. Setelah diagnosa dipastikan, perawatan yang harus dilakukan cukup cepat dan kebanyakan merasa bersyukur karena perawatannya berjalan dengan responsif. 

Usaha yang berkesinambungan untuk menangani sakit kepala kronis dan rasa sakit neurotik juga dapat mengurangi pasien terkena penyakit lainnya. Misalnya depresi dapat terjadi ketika seseorang terkena migren atau sakit kepala parah. 

Kurangnya pengetahuan memilih dokter yang terbaik untuk menangani hal ini dapat menjadi penghalang bagi pasien untuk sembuh. Karena itu, penting bagi seorang pasien untuk mencari pengobatan dengan mengenali gejala-gejala yang dialami terlebih dahulu. 

oleh Dr Charles Siow
Consultant Neurologist and Pain Specialist
di Siow Neurology Headache and Pain Centre, Singapura
Selengkapnya...

Vitamin C Turunkan Kadar Asam Urat

Sumber: Kompas 10 Maret 2009

VITAMIN C ternyata tak hanya bagus untuk memperbaiki kondisi tubuh usai operasi atau saat lemah, melainkan juga baik bagi mereka yang menderita penyakit asam urat atau gout, satu bentuk rematik yang menyebabkan munculnya peradangan pada sendi-sendi.

"Asupan vitamin C menyediakan pilihan lain yang bermanfaat dalam mencegah penyakit asam urat," jelas Dr. Hyon Choi dan koleganya dari universitas British Columbia di Vancouver, Kanada.

Korban-korban penyakit gout memiliki ciri biasanya berusia 40-an atau lebih dan pria, meski kadang juga wanita. Vitamin C dikatakan para ahli ini dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah.

Gout, merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sendi dan terkait dengan penyalahgunaan alkohol, kegemukan, tekanan darah tinggi dan diet tinggi daging serta keju. 

Di Amerika Serikat, penyakit ini nyaris menyerang sekitar 3 juta warga. Sebuah observasi atas 47.000 pria Amerika dari tahun 1986 hingga 2006 dengan beragam masalah kesehatan menemukan bahwa setiap 500 mg vitamin C yang dikonsumsi menurunkan risiko terkena gout hingga 17 persen.

Sementara itu. sekitar 70 mg vitamin C dapat Anda peroleh dari sebuah jeruk. Konsentrasi lebih tinggi dapat diperoleh dari pil suplemen.

Risiko makin berkurang hingga 45 persen bagi mereka yang mengonsumsi Vitamin C 1.500 mg per hari dibanding mereka yang mengonsumsi 250 mg per hari, kata tim yang dikepalai Choi yang sekarang mengajar di Universitas Boston, Amerika Serikat.

ABD 
Sumber : Yahoo!Health


Selengkapnya...